Become a member

Get the best offers and updates relating to Liberty Case News.

Cari Berita

HomeFinanceMengungkap Misteri "9 Naga": Penguasa Ekonomi Indonesia

Mengungkap Misteri “9 Naga”: Penguasa Ekonomi Indonesia

Istilah “9 Naga” kerap menjadi perbincangan di kalangan masyarakat Indonesia sebagai simbol pengusaha keturunan Tionghoa yang menguasai sektor ekonomi strategis. Meski daftar pastinya tidak resmi, nama-nama seperti Robert Budi Hartono, Anthony Salim, dan Dato Sri Tahir sering dikaitkan dengan kelompok ini. Bagaimana sejarah kemunculan 9 Naga, dan apa peran mereka dalam membentuk perekonomian Indonesia? Simak ulasan lengkapnya!


Sejarah 9 Naga: Dari Orde Baru Hingga Dominasi Ekonomi

Konsep 9 Naga bermula pada era Orde Baru ketika pemerintah membuka peluang bagi swasta untuk berkontribusi dalam pembangunan. Para pengusaha Tionghoa yang telah memiliki basis bisnis kuat memanfaatkan momentum ini, sehingga bisnis mereka berkembang pesat. Dukungan kebijakan pemerintah saat itu menjadi katalisator bagi terbentuknya konglomerasi bisnis skala nasional.

Menurut buku “Serial Investigasi Mafia Bisnis Tommy Kurniawan” (Tempo, 2019), istilah ini awalnya merujuk pada “Gang of Nine” yang menguasai bisnis ilegal seperti judi dan penyelundupan. Namun, seiring waktu, istilah 9 Naga bergeser menjadi simbol pengaruh ekonomi para taipan yang menguasai sektor properti, perbankan, hingga manufaktur.


Daftar 9 Naga Indonesia: Profil Pengusaha Legendaris

Meski daftar 9 Naga tidak resmi, berikut beberapa nama yang sering disebut sebagai penguasa ekonomi Indonesia berdasarkan sumber terpercaya:

  1. Robert Budi Hartono (Djarum Group)
    Pemilik Djarum Group dan saham mayoritas di BCA ini dinobatkan sebagai orang terkaya Indonesia dengan kekayaan Rp356 triliun (Forbes). Kisahnya menolak PSBB selama pandemi sempat menjadi sorotan publik.
  2. Anthony Salim (Salim Group)
    Penerus Salim Group yang selamat dari krisis 1998. Bisnisnya mencakup Indofood, Indomaret, dan Sari Roti dengan total kekayaan Rp113 triliun.
  3. Dato Sri Tahir (Mayapada Group)
    Filantropis dan pendiri Mayapada Group, kekayaannya mencapai Rp63 triliun. Ia juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden era Jokowi.
  4. James Riady (Lippo Group)
    Pengembang properti dan pemilik Lippo Group, menguasai sektor ritel hingga kesehatan dengan kekayaan Rp33 triliun.
  5. Rusdi Kirana (Lion Air Group)
    Bos Lion Air yang pernah menjabat Duta Besar Indonesia untuk Malaysia. Total kekayaan: Rp15 triliun.
  6. Tommy Winata (Artha Graha Group)
    Mantan kuli bangunan yang sukses membangun kerajaan properti dan infrastruktur. Kekayaan: Rp37 triliun.
  7. Sofjan Wanandi (Santini Group)
    Eks-aktivis 1966 yang kini menguasai bisnis manufaktur dengan kekayaan Rp8,78 triliun.
  8. Edwin Soeryadjaya (Ortus Group)
    Putra pendiri Astra International, mengelola bisnis medis dan finansial. Kekayaan: Rp27,3 triliun.
  9. Jacob Soetoyo (Gesit Sarana Perkasa)
    Pengembang hotel elit JS Luwansa dengan jaringan internasional kuat. Kekayaan: Ratusan juta USD.

Pengaruh 9 Naga di Sektor Ekonomi: Kontribusi & Kontroversi

Konglomerat 9 Naga telah memberikan dampak signifikan bagi Indonesia:

  • Penyerapan Tenaga Kerja: Perusahaan mereka menciptakan jutaan lapangan pekerjaan.
  • Investasi Strategis: Pengembangan infrastruktur, properti, dan teknologi meningkatkan daya saing nasional.
  • Ekspansi Global: Jaringan internasional membuka peluang investasi asing dan transfer teknologi.

Namun, dominasi mereka di sektor krusial juga menuai kritik, seperti isu monopoli dan kesenjangan ekonomi. Pemerintah diharapkan dapat menyeimbangkan kebijakan agar pertumbuhan ekonomi inklusif bagi seluruh masyarakat.


Fakta Menarik tentang 9 Naga

  • Beberapa anggota 9 Naga seperti Tommy Winata dan Rusdi Kirana berasal dari latar belakang sederhana.
  • Salim Group dan Djarum Group bertahan meski dilanda krisis ekonomi 1998 dan 2008.
  • Kekayaan gabungan 9 Naga diperkirakan mencapai lebih dari Rp700 triliun.

Pertanyaan Umum (FAQ):

Q: Apakah daftar 9 Naga bersifat tetap?
A: Tidak. Daftar ini dinamis dan bisa berubah sesuai perkembangan bisnis dan politik.

Q: Bagaimana 9 Naga memengaruhi kebijakan pemerintah?
A: Melalui lobi bisnis dan peran dalam lembaga strategis seperti Kadin dan Dewan Pertimbangan Presiden.


9 Naga tetap menjadi fenomena unik dalam sejarah ekonomi Indonesia. Meski kontroversial, kontribusi mereka dalam pembangunan tidak bisa dipungkiri. Dengan kebijakan yang tepat, dominasi konglomerat ini bisa diarahkan untuk menciptakan pertumbuhan yang berkeadilan.