― Advertisement ―

HomeHealthApa itu Stunting? Simak Penjelasan Lengkapnya di Sini

Apa itu Stunting? Simak Penjelasan Lengkapnya di Sini

Sebagian orang mungkin belum mengenal apa itu stunting. Tapi ternyata penyakit yang satu ini penting untuk diketahui, lho. Terutama bagi seorang ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi. Umumnya, definisi stunting yaitu kondisi yang terjadi pada anak-anak di bawah 5 tahun ketika pertumbuhan mereka terhambat sehingga tinggi badan mereka jauh lebih pendek dari anak-anak seusianya.

Stunting merupakan penyakit yang menjadi masalah cukup serius di dunia, termasuk di Indonesia. Penting untuk mengetahui stunting secara mendalam mulai dari pengertian, penyebab, gejala, hingga cara mencegahnya. Nah, agar lebih paham mengenai penyakit yang satu ini, simak pembahasan di bawah ini sampai habis, ya!

Baca juga: Khawatir Anak Stunting? Kenali Penyebab dan Cara Pencegahannya

Apa itu stunting?

Menurut organisasi kesehatan dunia atau WHO, stunting tersendiri memiliki dua definisi berbeda. Seperti dikutip dari laman Kemenkes, menurut WHO (2015), stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. 

Kemudian menurut WHO (2020), stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang/tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi pada kurva pertumbuhan WHO. Ini terjadi karena asupan nutrisi yang tidak memadai dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK) seorang anak.

Jadi, stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Apakah setiap anak atau balita yang pendek itu stunting? Perlu diketahui bahwa nggak semua anak/balita dengan postur pendek itu stunting, tapi anak yang stunting sudah pasti pendek.

Meski stunting terjadi saat anak masih balita, namun masalah ini tidak boleh diremehkan. Pasalnya, dalam jangka panjang, stunting dapat memberikan dampak buruk seperti penurunan tingkat pengetahuan/kecerdasan, hilangnya produktivitas, masalah ekonomi, hingga timbulnya berbagai penyakit.

Penyebab stunting

Stunting adalah gangguan kesehatan yang cukup serius dan sudah ada sejak lama. Umumnya, penyebab stunting memengaruhi kehidupan anak pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Terdapat sejumlah penyebab stunting seperti gizi buruk, terserang infeksi, kelahiran prematur, dan berat badan lahir yang rendah. Tetapi, penyebab stunting yang paling banyak ditemui yaitu karena kekurangan gizi. 

Berikut ini merupakan faktor utama penyebab stunting, di antaranya yaitu:

1. Asupan gizi yang kurang pada ibu hamil

WHO mengungkapkan bahwa sekitar 20% kasus stunting terjadi sejak anak berada dalam kandungan. Nah, hal ini dapat terjadi karena ketika ibu sedang hamil mengonsumsi makanan yang kurang bergizi sehingga janin nggak mendapatkan cukup nutrisi. Kemudian, pertumbuhan janin dalam kandungan mulai terhambat dan terus berlangsung sampai pasca kelahiran.

2. Kebutuhan nutrisi anak tidak terpenuhi

Berikutnya yaitu kebutuhan nutrisi anak yang tidak tercukupi atau terpenuhi. Kapan kondisi ini terjadi? Biasanya terjadi setelah kelahiran, tepatnya saat anak berusia di bawah dua tahun tapi asupan gizinya tak terpenuhi. Asupan yang dibutuhkan oleh anak yaitu mencakup ASI dan MPASI (makanan pendamping ASI).

Nggak hanya itu, kurangnya asupan makanan juga bisa memicu salah satu faktor penyebab stunting, khusunya makanan yang memiliki kandungan tinggi akan protein, zinc, mineral, serta zat besi yang sangat diperlukan bagi anak usia balita.

3. Buruknya sanitasi dan akses air bersih

Lingkungan yang tidak bersih dan akses terhadap air bersih yang terbatas dapat meningkatkan risiko infeksi dan penyakit, tidak terkecuali stunting. Oleh karena itu, sangat penting bagi stakeholder untuk bersinergi menyediakan sanitasi dan air bersih yang dapat menjangkau masyarakat di semua wilayah.

Penyebab lainnya yang tidak boleh diabaikan

Selain asupan gizi yang kurang pada ibu hamil, tidak terpenuhinya kebutuhan nutrisi anak, dan buruknya sanitasi/akses air bersih, terdapat sejumlah faktor lain yang dapat menjadi penyebab stunting, apa saja ya? Berikut daftarnya

  • Terbatasnya pengetahuan ibu terhadap pentingnya pemenuhan gizi sebelum hamil, saat hamil, dan setelah melahirkan.
  • Ibu yang memiliki berat badan tidak naik selama hamil atau kenaikan berat badan yang kurang dari ideal.
  • Berat badan bayi yang sangat rendah atau tidak wajar ketika lahir.
  • Stimulasi psikososial yang tidak memadai antara orang tua dan anak
  • Terbatasnya atau minimnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
  • Anak menderita penyakit yang menghambat penyerapan nutrisi.
  • Kelainan metabolisme bawaan

Gejala anak stunting

Apa saja tanda dan gejala stunting pada anak? Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, seorang anak dapat dikatakan stunting kalau telah dilakukan pengukuran panjang/tinggi badan, lalu dibandingkan dengan standar pengukuran tinggi badan menurut umur dari WHO, dan hasil pengukuran berada di bawah standar. Dengan demikian, stunting tidak bisa dilihat hanya berdasarkan perasaan atau secara kasar tanpa ada pengukuran yang pasti.

Selain panjang/tinggi badan, pengukuran berat badan juga penting untuk mengetahui perawakan pendek karena masalah gizi atau tidak.

Ada beberapa tanda dan gejala yang membedakan anak yang mengalami stunting, antara lain:

  • Memiliki tubuh yang lebih pendek dari anak seusianya
  • Berat badan tidak bertambah, bahkan cenderung menurun
  • Mengalami keterlambatan perkembangan sesuai dengan usianya
  • Anak menjadi lebih rentan terhadap berbagai penyakit infeksi
  • Anak mengalami gangguan intelektual di kemudian hari
  • Anak cenderung lebih pendiam
  • Fase pertumbuhan gigi pada anak melambat
  • Dalam jangka panjang, bagi anak perempuan berpotensi telat menstruasi pertama

Anda bisa mengetahui apakah tinggi badan anak normal atau tidak dengan memeriksakan kondisi anak secara rutin ke layanan kesehatan terdekat seperti dokter, bidan, posyandu, atau puskesmas.

Cara mencegah stunting

Apa yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting? Kasus stunting di Indonesia merupakan masalah yang nggak cuma disebabkan oleh masalah gizi, tetapi juga mencerminkan tingkat sosial ekonomi suatu negara. Penelitian menyatakan bahwa ibu dengan tingkat pendidikan yang rendah lebih rentan memiliki anak yang stunting.

Di sisi lain, anak yang mengalami stunting berpotensi mengalami gangguan belajar dan memiliki tingkat pendapatan yang lebih rendah ketika dewasa. Data yang dimiliki oleh Pemantauan Status Gizi (PSG) dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa jumlah anak stunting di Indonesia bisa dikatakan cukup tinggi. Maka dari itu, penanganan stunting pada anak merupakan tugas bersama dari pemerintah, masyarakat, dan keluarga.

Di tingkat keluarga, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah stunting, antara lain:

Bagi ibu hamil dan ibu bersalin

  • Pemberian makanan berprotein tinggi untuk ibu hamil
  • Pemeriksaan kehamilan secara rutin dan berkala/perawatan antenatal
  • Pencegahan dan penanganan anemia (kurang darah) pada ibu hamil
  • Melakukan proses persalinan di fasilitas kesehatan terdekat seperti dokter, bidan, atau puskesmas

Untuk balita

  • Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan penuh
  • Memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) yang tepat untuk bayi
  • Memantau pertumbuhan dan perkembangan balita secara rutin dengan menggunakan buku KIA atau kurva tumbuh kembang
  • Deteksi dini penyakit menular dan tidak menular
  • Imunisasi lengkap
  • Melakukan stimulasi dini tumbuh kembang anak
  • Menyediakan air minum bersih dan sanitasi yang layak
  • Memberikan pelayanan dan perawatan kesehatan yang optimal saat anak sakit

Untuk anak-anak dan remaja

  • Membiasakan anak untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, tidak merokok, dan tidak menggunakan narkoba
  • Memberikan pola gizi yang seimbang
  • Melaksanakan imunisasi lanjutan pada usia sekolah
  • Mengajarkan anak tentang kesehatan reproduksi