Puasa Asyura 2024 – Ada bulan-bulan tertentu dalam satu tahun yang lebih istimewa dibandingkan dengan yang lainnya. Salah satu bulan istimewa dalam kalender Islam itu adalah Muharram.
Dinamakan dengan bulan Muharram, karena Allah mengharamkan peperangan dan konflik di bulan mulia ini.
Imam Fakhruddin ar-Razi dalam Tafsir al-Fakhrir Razi Juz 16 halaman 53 menjelaskan bahwa setiap perbuatan maksiat di bulan Muharram akan mendapat siksa yang lebih dahsyat. Begitu pula sebaliknya, perilaku ibadah kepada Allah akan dilipatgandakan pahalanya.
Beliau menyatakan: ” Maksud dari haram adalah sesungguhnya kemaksiatan di bulan-bulan itu memperoleh siksa yang lebih berat dan ketaatan di bulan-bulan tersebut akan mendapat pahala yang lebih banyak.”
Baca Juga: 7 Amalan Bulan Dzulhijjah yang Wajib Diketahui Umat Muslim, Apa Saja?
Di bulan Muharram ini terdapat hari yang istimewa, yaitu hari Asyura yang selalu diperingati pada 10 Muharram. Di hari tersebut umat Islam disunnahkan untuk puasa Asyura 10 Muharram.
Table of Contents
Kapan Puasa Asyura 2024 Dilaksanakan?
Puasa Asyura 2024 dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2024 dan merupakan salah satu puasa sunah yang memiliki banyak keistimewaan.
Sebelum Islam datang, bulan Muharram disebut dengan Shafar Al Awwal. Sedangkan bulan Shafar, yang merupakan bulan kedua, disebut dengan Shafar Ats Tsani.
Namun setelah datang syiar Islam, bulan ini dinamai Muharram. Dalam bahasa Arab, Muharram bermakna ‘waktu yang diharamkan’. Maksudnya, pada bulan ini manusia dilarang menzalimi diri sendiri dan melakukan perbuatan dosa.
Salah satu amalan yang paling utama di bulan Muharram adalah menjalankan ibadah puasa Asyura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram 1446 H atau 17 Juli 2024.
Namun sebelum menjalankan puasa Asyura, umat Islam dianjurkan untuk melakukan puasa Tasu’a yang jatuh pada tanggal 9 Muharram atau 16 Juli 2024.
Keutamaan Puasa Asyura 10 Muharram
Salah satu keutamaan puasa Asyura yang jatuh pada tanggal 17 Juli 2024 adalah dihapuskannya dosa-dosa setahun yang lalu. Hal ini tentu sangat sayang untuk dilewatkan.
Penjelasan tentang penghapusan dosa-dosa setahun lalu tersebut diungkapkan dalam hadits puasa Asyura berikut ini.
Abu Qotadah Al Anshoriy berkata, “Nabi shallallahu’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).
Selain keistimewaan yang utama itu, banyak peristiwa penting yang terjadi di balik puasa Asyura. Dengan mengetahui sejarah tersebut, kita diharapkan lebih bersemangat menjalankan puasa Asyura 10 Muharram.
Berikut adalah beberapa peristiwa sejarah penting yang terjadi pada hari Asyura menurut Badaruddin al-‘Aini dalam kitab Umdatul Qari’ Syarah Shahih Bukhari, juz 11, halaman 117, yang dirangkum Dream dari NU Online.
Badaruddin menjelaskan sebuah pendapat bahwa di hari Asyura itu Allah memberikan kemuliaan dan kehormatan kepada sepuluh nabi-Nya yaitu:
- Kemenangan Nabi Musa atas Fir’aun
- Pendaratan kapal Nabi Nuh setelah bumi ditenggelamkan selama 6 bulan
- Keselamatan Nabi Yunus dengan keluar dari perut ikan
- Ampunan Allah untuk Nabi Adam AS
- Keselamatan Nabi Yusuf dengan keluar dari sumur pembuangan
- Kelahiran Nabi Isa AS
- Ampunan Allah untuk Nabi Dawud
- Kelahiran Nabi Ibrahim AS
- Nabi Ya’qub dapat kembali melihat
- Ampunan Allah untuk Nabi Muhammad, baik kesalahan yang telah lampau maupun yang akan datang
Selain di atas, para ulama juga menjelaskan beberapa keistimewaan para nabi di hari Asyura, yaitu kenaikan Nabi Idris menuju tempat di langit, kesembuhan Nabi Ayub dari penyakit, dan pengangkatan Nabi Sulaiman menjadi raja.
Melihat betapa istimewa hari Asyura, maka sudah sepantasnya umat Islam menjalankan ibadah puasa Asyura 10 Muharram. Dan menjadikan momen tersebut untuk untuk meniru akhlak para nabi, akhlak yang mulia, lemah lembut, dan menjunjung tinggi kasih sayang, dan kerukunan.
Niat Puasa Asyura
Niat puasa Asyura 10 Muharram dianjurkan dibaca malam hari sebelum melaksanakan puasa. Tetapi, tidak batal puasa sunahnya jika niatnya dibaca usai matahari terbit.
Kewajiban membaca niat puasa di malam hari hanya berlaku untuk Puasa Ramadhan. Selebihnya, apabila kita ingin berpuasa sunah lalu mengucapkan niatnya meski sudah tampak matahari, ibadah kita tetap sah.
Berikut adalah niat puasa Muharram atau puasa Asyura yang dirangkum Dream dari berbagai sumber.
Nawaitu shauma ghadin ‘an adaa’i sunnatil aasyuuraa lillaahi ta’aalaa.
Artinya,
“Aku berniat puasa sunah Asyura esok hari karena Allah SWT.”
Selain menjalankan puasa Asyura 10 Muharram, Rasulullah Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam juga ingin mengerjakan puasa di hari kesembilan Muharram yang disebut dengan puasa Tasu’a.
Namun Rasulullah keburu meninggal sebelum sempat menjalankan puasa Tasu’a. Hal ini diriwayatkan dalam sebuah hadits Muslim.
Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melakukan puasa hari ’Asyura dan memerintahkan kaum muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata, “Wahai Rasulullah, hari ini adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashrani.” Lantas beliau mengatakan, “Apabila tiba tahun depan -insya Allah (jika Allah menghendaki)- kita akan berpuasa pula pada hari kesembilan.” Ibnu Abbas kemudian mengatakan, “Belum sampai tahun depan, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam sudah keburu meninggal dunia.” (HR. Muslim no. 1134).