Berita Terkini

Pengertian Akuntansi: Manfaat, Tujuan dan Fungsinya

Anda pasti sudah sering mendengar istilah akuntansi, bukan? Meski sangat umum, jika ditanya mengenai pengertian akuntansi itu sendiri ternyata masih banyak orang yang bingung...

Syarat dan Cara Lapor SPT Tahunan Offline Maupun Online

Semua memiliki aturan, termasuk dalam urusan perpajakan misalnya syarat lapor SPT tahunan. Ada beberapa syarat yang harus dilakukan sebelum melaporkan pajak tahunan. Di mana...

PPH Pasal 21: Pengertian, Dasar Hukum, dan Contoh Perhitungan

Setiap orang yang menerima gaji, honorarium, tunjangan, upah, pembayaran dan lain sebagainya wajib dipotong pajak. Pemotongan pajak tersebut biasanya dilakukan oleh pemberi imbalan. Pajak...

Pentingnya Pembukuan Keuangan Pada Perusahaan

Pembukuan keuangan perusahaan ini biasanya digunakan oleh para pebisnis muda yang sering akan lupa untuk kebutuhan. Pembukuan keuangan ini biasanya mereka lebih difokuskan untuk...

Hasil Seleksi UMPTKIN 2024: Berikut Cara Cek dan Berkas Pendaftaran Ulang yang Harus Disiapkan

Hari ini, Senin, 8 Juli 2024, hasil seleksi UMPTKIN 2024 atau Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri 2024 diumumkan. Para peserta dapat mengakses...
HomeNewsPneumonia Jadi Kasus Penyakit Terbanyak Dialami Jemaah Haji Indonesia di KKHI Makkah

Pneumonia Jadi Kasus Penyakit Terbanyak Dialami Jemaah Haji Indonesia di KKHI Makkah

Sekitar 241 ribu orang Indonesia sedang melaksanakan ibadah haji di tahun 2024. Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan bahwa sejumlah jemaah haji Indonesia di antaranya dilaporkan meninggal dunia akibat penyakit jantung hingga Minggu (9/6).

Jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia akibat penyakit jantung tercatat sebanyak 56 orang. Namun, tak hanya kasus penyakit jantung, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah menyampaikan, saat ini kasus penyakit terbanyak yang dialami oleh sebagian jemaah haji Indonesia adalah Pneumonia.

Pneumonia adalah suatu radang yang terjadi pada organ paru-paru disebabkan oleh infeksi. Pneumonia bisa terjadi di semua usia.

Menurut dokter spesialis paru dan pernapasan yang bertugas di KKHI Makkah, dr. Ali Asdar, Sp.P menyampaikan, pneumonia dapat terjadi disebabkan oleh berbagai macam organisme seperti bakteri, virus, jamur, dan protozoa.

Umumnya, jenis bakteri yang menyebabkan pneumonia tergolong bakteri garam negatif seperti Klebsiella pneumoniae, Escherichia coli, Acinobacter baumannii, Pseudomonas aeruginosa, dan bakteri gram positif seperti Staphylococcus haemolyticus.

Beberapa faktor risiko yang berkontribusi secara masif terhadap risiko infeksi pneumonia komunitas, yaitu kebiasaan merokok, paparan lingkungan yang kurang sehat, kurang menjaga kebersihan mulut, usia, gizi tak seimbang, dan lainnya.

Selain itu, komorbiditas juga bisa menjadi faktor yang dapat diakitkan dengan pneumonia seperti penyakit respirasi kronik, penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, penyakit ginjal atau hati kronik, dan penyakit serebrovaskuler seperti stroke.

dr. Ali Asdar menyampaikan, sebagian besar pasien penderita pneumonia menunjukkan perbaikan klinis dalam waktu 72 jam setelah pemberian antibiotik awal. Tetapi, sekitar 6 hingga 15 persen pasien pneumonia yang dirawat tidak menunjukkan respons dalam jangka waktu tersebut hingga tingkat kegagalan mencapai 40% pada pasien yang dirawat di ICU.

Lanjutnya, penyebab yang paling sering menjadi faktor kegagalan pengobatan adalah faktor pemicu, bukan berasal dari ketidaktepatan pemberian obat. Faktor pemicu yang dimaksud seperti keganasan, beratnya tingkat penyakit, dan penyakit saraf.

Di sisi lain, kurangnya responsif terhadap antibiotik dapat menyebabkan bakteri resisten terhadap antibiotik.

Menurut dr. Ali Asdar, ada beberapa cara yang harus dilakukan kepada pasien apabila tidak responsif, yaitu memindahkan pasien ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi untuk dilakukan pemeriksaan ulang sebagai diagnosis dan pemeriksaan invasif jika diperlukan, serta memberi antibiotik sesuai dengan hasil biakan resistensi.

“Pneumonia dapat menimbulkan komplikasi yang memerlukan tata laksana tambahan untuk menurunkan kesakitan dan kematian, karena jika pneumonia terus berlanjut akan mengalami perburukan seperti efusi pleura, empiema toraks, abses paru, sepsis, syok sepsis, gagal nafas dan acute respiratory distress syndrome (ARDS) serta kematian,” kata dr. Asdar.

Para tim dokter paru yang bertugas di KKHI Makkah merekomendasikan kepada para jemaah haji serta petugas untuk tetap menggunakan masker untuk pencegahan, terutama bagi mereka yang sedang mengalami sakit.

Diimbau untuk para jemaah dan petugas untuk berhenti merokok selama pelaksanaan ibadah haji, mengatur waktu istirahat yang cukup baik sebelum maupun sesudah melaksanakan ibadah haji, memnuhi kebutuhan cairan tubuh, mengonsumsi makanan yang bergizi, sehat, dan bersih serta meminum obat secara rutin bagi penderita komorbid seperti hipertensi, diabetes, dan lainnya.

Menurut Kemenkes, gejala pneumonia biasanya dimulai dengan beberapa tanda tertentu. Berikut ini adalah gejala-gejala yang biasanya muncul:

  • Demam disertai nyeri kepala dan tubuh menggigil.
  • Batuk tidak berdahak, atau berdahak dengan cairan mengandung nanah yang berwarna kekuningan.
  • Nyeri dada yang terasa ketika bernapas hingga napas yang pendek.
  • Mual, muntah, dan diare.
  • Rasa nyeri pada otot, sendi, serta mudah lelah.
  • Denyut nadi yang melemah hingga 100 kali per menit.