Strava adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk melacak kebugaran tubuh berdasarkan aktivitas olahraga penggunanya seperti lari, bersepeda, berenang, hiking, gym, dan semacamnya.
Pelacakan dilakukan dengan menggunakan fitur GPS hingga dapat melakukan perekaman suara dan peninjauan atas aktivitas olahraga yang sudah dilakukan si pengguna.
Strava mempergunakan teknologi modern dalam layanannya. Di dalamnya juga menerapkan big data analysis, komputasi awan, hingga diintegrasikan dengan media sosial dan komunitas di dalam satu layanan.
Namun, akhir-akhir ini beredar kabar di media sosial tentang penggunaan joki pada aplikasi tersebut.
1. Apa itu Joki Strava?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), joki adalah sebuah istilah yang memiliki arti orang yang mengerjakan tugas orang lain dengan menyamar sebagai orang yang seharusnya bertugas tersebut, untuk mendapatkan imbalan.
Dalam hal ini, joki di aplikasi Strava digambarkan sebagai orang pemberi jasa untuk menggantikan pengguna dalam mengerjakan aktivitas olahraga namun tetap menggunakan nama atau akun pengguna.
Seorang dokter spesialis kedokteran olahraga bernama dr. Andi Kurniawan,Sp.KO menjelaskan, aplikasi Strava memang baik digunakan untuk mencatat data penting seperti jarak jauh dan kecepatan berlari hingga detak jantung pengguna.
Namun, baginya apabila data tersebut palsu (menggunakan joki) maka akan merugikan diri sendiri.
Menurutnya, fenomena joki pada aplikasi Strava biasanya digunakan untuk pengakuan dan validasi si pengguna agar dirinya dinilai bugar dan memiliki pace atau kecepatan berlari yang baik.
Ia pun menambahkan pendapatnya, beberapa di antara pengguna aplikasi Strava biasanya membagikan hasil dari kegiatan larinya seperti rute dan kecepatan larinya ke media sosial contohnya Instagram dan X.
dr. Andi menegaskan, aplikasi Strava bertujuan untuk menilai kebugaran tubuh sendiri, sehingga apabila menggunakan joki, maka hasil yang tertera pada aplikasi menjadi tidak berarti.
“Aplikasi Strava atau aplikasi kebugaran dipakai tujuannya menilai tubuh sendiri, kapasitas seseorang berlatih kemudian dinilai hasilnya, itu kan monitoring hasil latihan kita. Tapi kalau dijokiin, jadi meaningless” tegas dr.Andi, dikutip dari detikhealth, Kamis (4/7).
2. Apakah joki Strava dibayar?
Sebuah akun X @belajarlagiHQ menjelaskan, para pekerja pada jasa joki Strava digunakan untuk menghasilkan rekor olahraga dengan membentuk gambar rute yang unik.
Pada gambar rute yang telah didapatkan, tertera sejumlah informasi hasil aktivitas olahraga (contohnya berlari) yang dapat terlihat seperti jarak tempuh, waktu bergerak, rata-rata kecepatan lari, jumlah dan jarak tanjakan, hingga jumlah langkah kaki.
Menurut akun tersebut, harga jasa penggunaan joki disesuaikan dengan bentuk rute lari yang diinginkan oleh si pemilik akun, begitu juga dengan jarak, dan kecepatan lari yang diinginkan.
3. Cara menggunakan aplikasi Strava
Strava merupakan aplikasi yang dapat dijalankan pada telepon genggam berbasis Android dan iOS, sehingga aplikasi ini dapat diunduh melalui Google Play Store dan Apps Store.
Adapun cara menggunakan Strava sebagai berikut:
– Setelah mengunduh, pengguna dapat melakukan pendaftaran atau sign up akun yang dapat terintegrasi dengan akun Google, Apple, Email, dan Facebook.
– Setelah mendapatkan akun baru, pengguna dapat lakukan login menggunakan akun tersebut.
– Melakukan perekaman olahraga dengan mengetuk menu Rekam/Record
– Kemudian pilih opsi Choose a Sport dan pilih salah satu opsi olahraga yang diinginkan.
– Berikan perizinan aplikasi yang diperlukan Strava
– Akan muncul notifikasi GPS Signal Acquired, kemudian tampil juga notifikasi Time/waktu, Avg Speed/Kecepatan rata-rata, dan Distance/Jarak.
– Jika kegiatan olahraga selesai dilakukan, ketuk tombol Stop lalu Finish.
– Catatan rekaman kegiatan olahraga yang telah dilakukan dapat dibagikan ke media sosial apapun.
Viral! Joki di Aplikasi Strava: 3 Hal yang Perlu Kamu Ketahui tentang Aplikasi Ini
