Lomba makan kerupuk jadi salah satu hal yang wajib diikuti oleh anak kecil hingga orang dewasa saat perayaan 17 Agustus. Lomba makan kerupuk juga selalu mendapatkan antusias tinggi, baik dari peserta maupun penonton.
Namun ternyata, lomba ini memiliki sejarah cukup panjang dan miris di Indonesia, terutama bagi masyarakat kurang mampu. Beginilah sejarah lomba makan kerupuk selalu ada setiap 17 Agustus di Indonesia.
Apa itu lomba makan kerupuk?
Makan kerupuk menjadi salah satu lomba paling wajib saat perayaan kemerdekaan Indonesia. Malah, rasanya aneh jika lomba ini tidak diikutsertakan saat 17 Agustus.
Cara kerja perlombaannya yaitu dengan mengikat kerupuk dengan tali rafia pada sebuah tongkat. Sebelumnya, tali tersebut akan disesuaikan dengan tinggi badan peserta supaya mereka tak kesulitan ketikan menggigitnya.
Table of Contents
Setelah itu, kerupuk yang telah diikat tersebut akan digoyangkan oleh panitia dan peserta harus menggigitnya. Dalam lomba ini, peserta tidak diijinkan menggunakan tangan, dan hanya boleh menggunakan mulut untuk menggigit kerupuk. Pemenangnya adalah yang bisa menghabiskan kerupuk lebih dulu.
Sejarah kerupuk di Indonesia

Dilansir dari Good News From Indonesia, sejarawan kuliner Fadly Rahman menjelaskan bahwa kerupuk mulai ada di pulau Jawa sekitar abad ke-9 atau ke-10.
Hal tersebut sesuai dengan bukti prasasti Batu Pura. Pada prasasti tersebut terdapat tulisan kerupuk rambak, yaitu jenis kerupuk yang terbuat dari kulit kerbau atau kulit sapi.
Bahkan, hingga kini kerupuk rambak masih bisa dijumpai dan sering dikenal sebagai kerupuk kulit.
Baca Juga: Seblak: Lezatnya Kuliner Khas Bandung
Proses pembuatannya juga cukup mudah, yaitu dengan memisahkan kulit dari selaput dan membersihkan bulu halus yang menempel di kulit dengan cara dibakar. Setelah kulit bersih, selanjutnya direbus. Kemudian diiris sesuai ukuran lalu dijemur hingga kering.
Kemudian pada tahun 1930-1940-an, kerupuk menjadi salah satu kudapan di Indonesia. Saat itu, harga pangan melonjak tinggi karena krisis ekonomi, sehingga banyak masyarakat kurang mampu yang menggunakan kerupuk sebagai santapan.
Selain rasanya enak, harganya juga terjangkau. Dari sanalah kerupuk makin dikenal sebagai makanan pendamping di kalangan masyarakat bawah.
Pengusaha kerupuk pertama
Pada abad ke-19 terdapat sebuah naskah Melayu yang ditulis oleh Abdul Kadir Munsyi yang menuliskan kata keropok alias kerupuk. Kala itu, kerupuk tidak hanya disukai orang Melayu, tapi juga penjajah Belanda. Kerupuk pun selalu ada dalam tiap hidangan.
Menurut catatan sejarah, pengusaha kerupuk pertama bernama Sahidin dan Sukarma di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada tahun 1930.
Pabrik kerupuk tersebut terletak di Jalan Kopo depan Rumah Sakit Immanuel Bandung, dan memiliki banyak pegawai.
Sejak itulah, pabrik kerupuk mulai tersebar dan banyak bermunculan di berbagai wilayah.
Seiring zaman, industri kerupuk juga mengalami kemajuan dan inovasi. Orang-orang memanfaatkan hasil laut, seperti ikan dan udang untuk dijadikan bahan pembuatan kerupuk. Begitu pula dengan jenis kerupuk lainnya yang terbuat dari jengkol, melinjo, nasi, dan lainnya.
Sekarang ini, jenis dan varian kerupuk tidak lagi terhitung. Ada kerupuk sayur, tinta cumi, keju, hingga kerang. Bentuknya juga tidak lagi bundar, ada yang memanjang, bintang, melingkar, bahkan bunga.
Sejarah lomba makan kerupuk
Kepopuleran kerupuk tidak berhenti di sana. Setelah kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada tahun 1950-an, mulai muncul lomba-lomba untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI setiap 17 Agustus. Salah satunya yaitu lomba makan kerupuk.
Baca Juga: Simak, Ini Sejarah Bubur Asyura Lengkap dengan Resep dan Cara Memasaknya
Selain itu, perlombaan lain seperti panjang pinang, tarik tambang, dan balap karung juga ikut dilibatkan. Perlombaan tersebut diadakan sebagai sarana hiburan bagi rakyat setelah Indonesia merdeka.
Hal ini juga didukung dengan keamanan negara dan kondisi politik yang sudah mulai kondusif. Jadi, selain sebagai hiburan, lomba makan kerupuk juga menjadi ajang untuk mengingat kembali bahwa penjajahan membuat rakyat Indonesia sangat menderita.
Nah, itu dia sejarah lomba makan kerupuk yang biasanya diadakan setiap 17 Agustus. Sekarang, kamu jadi lebih tahu, bukan?