Cari Berita

BerandaNewsGempa Berkekuatan 7,1 Guncang Miyazaki, Jepang: WNI Dilaporkan Aman

Gempa Berkekuatan 7,1 Guncang Miyazaki, Jepang: WNI Dilaporkan Aman

Tokyo, Jepang – gempa bumi berkekuatan 7,1 melanda Perfektur Miyazaki di Jepang pada Kamis (8/8/2024), menyebabkan kepanikan dan kerusakan di beberapa wilayah. Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) awalnya mencatat gempa tersebut berkekuatan 6,9 sebelum merevisinya menjadi 7,1. Gempa terjadi sekitar pukul 07:42 GMT, dan pihak berwenang langsung mengeluarkan peringatan tsunami untuk beberapa perfektur di wilayah tersebut, termasuk Kochi, Miyazaki, Ehime, Oita, dan Kagoshima.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, menyatakan bahwa hingga saat ini tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang dilaporkan menjadi korban gempa. “Kedutaan Besar RI di Tokyo dan Konsulat Jenderal RI di Osaka telah menghubungi simpul masyarakat Indonesia di berbagai perfektur yang terdampak gempa,” ujar Judha dalam keterangan pers pada Jumat (9/8/2024). “Hingga saat ini, belum terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban,” tambahnya.

Dampak Gempa di Miyazaki

Dampak Gempa Jepang
Gempa Berkekuatan 7,1 Guncang Miyazaki, Jepang

Gempa kuat ini tidak hanya memicu peringatan tsunami tetapi juga mengakibatkan beberapa cedera di daerah yang terdampak. Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi, menyebutkan bahwa setidaknya tiga orang mengalami luka-luka akibat gempa tersebut. Sementara itu, Badan Meteorologi Jepang (JMA) telah mengeluarkan peringatan akan kemungkinan gempa susulan yang lebih besar di Palung Nankai, sebuah area di bawah laut yang dikenal rawan gempa.

JMA mencabut peringatan tsunami untuk beberapa perfektur namun mempertahankan peringatan tersebut untuk Perfektur Miyazaki. “Gempa besar lebih mungkin terjadi di wilayah ini dalam beberapa waktu ke depan,” ujar penyiar publik NHK mengutip pernyataan JMA. Pemerintah Jepang pun mengimbau warga agar menghindari perjalanan ke daerah-daerah yang terkena dampak dan tetap waspada terhadap gempa susulan.

Situasi Infrastruktur dan Keselamatan

Situasi Pasca gempa Jepang

Bandara Miyazaki ditutup sementara untuk memastikan keselamatan, meskipun layanan penerbangan dijadwalkan akan kembali beroperasi setelah pemeriksaan lebih lanjut. Di sisi lain, layanan kereta super cepat (Shinkansen) dihentikan sementara sebagai langkah antisipasi.

Meskipun gempa cukup kuat, tidak ada laporan langsung mengenai korban jiwa atau kerusakan signifikan pada fasilitas penting seperti pembangkit nuklir. Menurut operator pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah tersebut, pembangkit nuklir Ikata dan Sendai di prefektur Ehime dan Kagoshima tidak menunjukkan adanya kelainan atau masalah operasional akibat gempa.

Rekaman yang disiarkan di NHK menunjukkan kendaraan di jalan raya bergoyang hebat, sementara lampu lalu lintas dan tiang utilitas berayun akibat getaran. Otoritas setempat masih terus memantau situasi dan melakukan pengecekan kerusakan lebih lanjut.

Peringatan dan Kesiapsiagaan

Yoshimasa Hayashi mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada dan mengikuti perkembangan informasi dari pihak berwenang. “Masyarakat diminta untuk tetap tenang, mengikuti arahan, dan menjauhi daerah pantai serta wilayah berisiko tinggi lainnya,” katanya dalam konferensi pers.

Sementara itu, pemerintah Jepang belum mengambil keputusan untuk mengirim pasukan pertahanan ke wilayah yang terdampak, namun kesiapsiagaan tetap diutamakan. Pemerintah juga menyiapkan berbagai langkah darurat untuk menangani situasi jika diperlukan.

Gempa berkekuatan 7,1 di Perfektur Miyazaki merupakan pengingat akan potensi bahaya yang selalu mengintai Jepang, sebuah negara yang terletak di salah satu kawasan seismik paling aktif di dunia. Dengan kewaspadaan dan koordinasi yang baik, diharapkan kerugian dapat diminimalisasi dan masyarakat tetap aman.

Bagi warga negara Indonesia di Jepang, pihak Kementerian Luar Negeri RI terus memantau perkembangan situasi dan memastikan keamanan seluruh WNI yang berada di wilayah terdampak. Informasi lebih lanjut akan disampaikan seiring dengan perkembangan situasi di lapangan.