Berita Terkini

Pengertian Akuntansi: Manfaat, Tujuan dan Fungsinya

Anda pasti sudah sering mendengar istilah akuntansi, bukan? Meski sangat umum, jika ditanya mengenai pengertian akuntansi itu sendiri ternyata masih banyak orang yang bingung...

Syarat dan Cara Lapor SPT Tahunan Offline Maupun Online

Semua memiliki aturan, termasuk dalam urusan perpajakan misalnya syarat lapor SPT tahunan. Ada beberapa syarat yang harus dilakukan sebelum melaporkan pajak tahunan. Di mana...

PPH Pasal 21: Pengertian, Dasar Hukum, dan Contoh Perhitungan

Setiap orang yang menerima gaji, honorarium, tunjangan, upah, pembayaran dan lain sebagainya wajib dipotong pajak. Pemotongan pajak tersebut biasanya dilakukan oleh pemberi imbalan. Pajak...

Pentingnya Pembukuan Keuangan Pada Perusahaan

Pembukuan keuangan perusahaan ini biasanya digunakan oleh para pebisnis muda yang sering akan lupa untuk kebutuhan. Pembukuan keuangan ini biasanya mereka lebih difokuskan untuk...

Hasil Seleksi UMPTKIN 2024: Berikut Cara Cek dan Berkas Pendaftaran Ulang yang Harus Disiapkan

Hari ini, Senin, 8 Juli 2024, hasil seleksi UMPTKIN 2024 atau Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri 2024 diumumkan. Para peserta dapat mengakses...
HomeNewsPutin-Kim Jong Un Tandatangani Pakta Perjanjian Pertahanan hingga Sindir Tingkah AS

Putin-Kim Jong Un Tandatangani Pakta Perjanjian Pertahanan hingga Sindir Tingkah AS

Presiden Rusia Vladimir Putin disambut hangat oleh Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong Un setelah dirinya tiba di Ibu Kota Korut, Pyongyang pada Rabu (19/6) waktu setempat. Lalu, keduanya menaiki limusin yang sama untuk bergegas ke Rumah Tamu Negara Kumsusan.

Putin berencana berada di Korut selama dua hari yaitu 19-20 Juni 2024 dan ini merupakan kunjungan resmi pertama putin ke negera Korut dalam 24 tahun.

Putin di Pyongyang memiliki beberapa rangkaian agenda kegiatan yaitu diskusi bersama Kim Jong Un, menghadiri konser gala, jamuan kenegaraan, hingga penandatanganan dokumen dan menyampaikan kepada media.

Sindir Tingkah AS dan sekutunya

Kegiatan Putin bertemu dengan Kim Jong Un diawali dengan kegiatan diskusi bersama. Dalam diskusi tersebut, Putin menyampaikan bahwa Rusia dan Korut secara konsisten untuk menciptakan tatanan dunia multipolar yang adil dan demokratis berdasarkan hukum internasional, keragaman dan peradaban.

“Baik Rusia maupun Korut menjalankan kebijakan luar negeri yang independen dan otonom serta tidak menerima bahasa pemerasan dan kediktatoran. Kami menentang praktik penerapan sanksi dan pembatasan bermotif politik. Tindakan tidak sah ini hanya akan menghancurkan sistem politik dan ekonomi dunia,”jelas Putin dikutip dari Kremlin pada Kamis (20/6).

Tak hanya itu, dalam kesempatan diskusi tersebut Putin sempat menyindir tingkah Amerika Serikat (AS) beserta sekutunya dari beberapa negara barat yang dinilai terus melontarkan narasi propaganda terutama di Asia.

Menurut Putin, kebijakan AS dalam memperluas infrastruktur militernya di sub kawasan disertai peningkatan substansial dan intensitas berbagai latihan militer yang melibatkan Koresa Selatan dan Jepang yang dianggap bersifat memicu permusuhan terhadap Korut dan dinilai dapat merusak perdamaian dan stabilitas di semenanjung dan mengancam keamanan seluruh negara di Asia Timur Laut.

Oleh karena itu, tambahnya, Korut juga berhak untuk mengambil tindakan yang wajar dalam memperkuat kapasitas pertahanannya, menjamin keamanan nasional, dan melindungi kedaulatannya.

“Langkah-langkah seperti itu merusak perdamaian dan stabilitas di semenanjung serta mengancam keamanan seluruh negara di Asia Timur Laut. Kami dengan tegas menolak upaya untuk meminta pertanggungjawaban Korut atas memburuknya situasi. Pyongyang berhak mengambil tindakan yang wajar untuk memperkuat kapasitas pertahanannya, menjamin keamanan nasional, dan melindungi kedaulatan,” tambah Putin.

Penandatanganan Pakta Perjanjian Pertahanan

Setelah sesi diskusi selesai, Putin dan kim Jong Un melanjutkan rangakaian kegiatan yaitu menandatangani pakta yang mencakup klausul yang mengharuskan kedua negara tersebut untuk saling bantu-membantu jika salah satu di antara mereka diserang.

Pihak Rusia dan Korut pun tidak ada yang mempublikasikan isi teks dari perjanjian keamanan mereka. Belum diketahui secara pasti bentuk dukungan seperti apa yang akan diberikan dan hanya sedikit inti perjanjian yang dipublikasikan.

Putin menginterpretasi perjanjian tersebut sebagai “defensif” dengan alasan hak Korut untuk membela diri. Ia pun menambahkan bahwa Rusia tidak akan mengesampingkan peningkatan kerja sama teknis militer bersama Korut. Ia juga akan mengarahkan perjanjian tersebut kepada aspek politik, ekonomi, dan militer yang lebih erat.

Hal ini akan menimbulkan kekhawatiran bagi AS dan negara sekutunya dari barat karena mengenai potensi bantuan Rusia untuk program Rudal atau nuklir Korea utara.

Dalam sebuah kesempatan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengutarakan pandangannya bahwa kunjungan Putin ke Korut merupakan sebuah upaya Rusia yang dianggap putus asa dalam mengembangkan dan memperkuat hubungan dengan negara-negara yang dapat menyediakan apa yang dibutuhkan Rusia untuk melanjutkan perang agresi dengan Ukraina.