― Advertisement ―

HomeLifestyleDaun Kratom Bukan Lagi Narkotika, Ini 7 Faktanya yang Perlu Diketahui

Daun Kratom Bukan Lagi Narkotika, Ini 7 Faktanya yang Perlu Diketahui

Di depan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Presiden Joko Widodo mengungkapkan rencana legalisasi daun kratom (Mitragyna speciosa) Rabu (20/5/2024). Dalam rapat tersebut juga difokuskan pada pembahasan terkait potensi budidaya untuk meningkatkan kualitas dan nilai ekonomis daun kratom.

Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko, mengatakan Kementerian Kesehatan menyatakan kratom bukan lagi narkotika. BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) juga diminta untuk meneliti kratom lebih lanjut.

“Berikutnya memang ada adiktifnya ada, tapi dalam jumlah tertentu. Maka, dikejar lagi supaya BRIN lakukan langkah riset lanjutan untuk ketahui seberapa besar sesungguhnya ini bahaya?” kata Moeldoko.

Fakta-Fakta tentang Daun Kratom

Daun kratom berasal dari pohon yang masih termasuk kategori tanaman kopi endemik Asia Tenggara. Tanaman ini bisa dijumpai di Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

Selain dijadikan teh, masyarakat biasanya mengolah daun tanaman ini menjadi suplemen. Manfaatnya yaitu membantu mengurangi nyeri, menaikkan libido, dan meningkatkan kesehatan kulit.

Untuk mengenalnya lebih jauh, berikut ini beberapa fakta penting yang harus diketahui tentang daun herbal satu ini:

1. Mengandung senyawa alkaloid

Daun ini mengandung senyawa alkaloid, di antaranya yaitu:

  • Mitragynine, yang efeknya 13 kali lebih kuat dibandingkan morfin
  • 7-hydroxymitragynine, memiliki efek untuk obat analgesik atau meredakan nyeri.
  • Speciociliatine, dapat meningkatkan suasana hati, meningkatkan energi, dan mengurangi rasa sakit.
  • Corynanthe Idine, dapat menghambat kontraksi kedutan.
  • Speciogynine, yang berperan penting dalam pembentukan efek analgesik.
  • Paynantheine, memberikan efek penghilang rasa sakit.
  • Mitraphylline, mampu mengobati peradangan dalam tubuh, penyakit jantung, hingga kanker.

2. Dapat meredakan nyeri

Kratom terbagi dalam tiga jenis. Namun semuanya memiliki efek pereda nyeri kronis. Jenisnya yaitu vena merah, vena putih, dan vena hijau.

Meski daun kratom menargetkan reseptor opioid seperti kodein dan morfin, tapi para ahli menyebutnya sebagai opioid atipikal.

Sebab, kratom bekerja dengan menonaktifkan sinyal tertentu secara selektif. Efeknya pun lebih rendah dibanding opioid biasa.

3. Meningkatkan mood

Salah satu efek daun kratom adalah meningkatkan suasana hati. Tanaman ini biasa digunakan untuk pengobatan tradisional bagi pecandu opioid, yang membantu mengurangi gejala penarikan morfin dan etanol.

Selain itu, daun herbal satu ini juga disebut-sebut berfungsi sebagai antidepresan karena bisa mengurangi kadar kortikosteroid.

Namun, untuk membuktikan manfaat satu ini masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

4. Cara mengonsumsinya

Kratom bisa dikonsumsi dengan berbagai cara. Mulai dari dikunyah langsung, mengesapi, atau menyeduhnya menjadi teh.

Selain itu, kemajuan teknologi saat ini juga memungkinkan daun ini untuk diolah menjadi bubuk, pil, atau suplemen.

5. Berisiko efek samping

Dosis kecil mungkin jarang memberikan efek kesehatan. Namun, terdapat efek yang cukup besar jika mengonsumsi kratom dalam dosis besar. Berikut beberapa efek samping kratom yang mungkin terjadi jika mengonsumsinya

  • Berkeringat
  • Gatal
  • Pusing
  • Mulut kering
  • Halusinasi
  • Kejang
  • Kerusakan hati

Tidak hanya itu, efek jangka panjang juga mungkin terjadi. Seperti kulit wajah jadi gelap, sering buang air kecil, anoreksia, sembelit, dan penurunan berat badan.

Baca Juga: 7 Manfaat Air Kelapa untuk Tubuh yang Tidak Boleh Diabaikan

6. Memicu gejala penarikan

Gejala penarikan bisa terjadi jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Beberapa gejalanya adalah:

  • Agresi
  • Agitasi
  • Nyeri otot dan tulang
  • Ketidakmampuan dalam bekerja
  • Gerakan anggota badan tersentak-sentak
  • Menyebabkan efek memabukkan

7. Menimbulkan efek memabukkan

Apakah tanaman ini bisa memabukkan? Faktanya, benar daun kratom bisa memabukkan.

Tanaman ini mengandung senyawa aktif bernama mitragin yang bisa memengaruhi sistem saraf dan otak.

Pada dosis rendah, daun herbal ini akan memberi efek seperti kafein, yakni meningkatkan energi dan mood.

Namun, mengonsumsi kratom dalam dosis tinggi menyebabkan efek psikoaktif seperti opioid. Efek ini dapat menyebabkan ketergantungan. Gejalanya yaitu rileks, perasaan euphoria, dan menghilangkan nyeri.

Itu dia tujuh fakta tentang kratom yang sudah digunakan sejak lama sebagai pengobatan tradisional, terutama di kawasan Asia Tenggara.

Baca Juga: 11 Manfaat Daun Kelor untuk Kesehatan, Ketahui di Sini!

Karena masih minimnya penelitian terkait manfaat kratom untuk kesehatan, jadi sebaiknya jangan andalkan tanaman ini sebagai pengobatan utama untuk mengatasi gangguan kesehatan kamu.

Terlebih, tidak mudah untuk menentukan dosis penggunaannya dengan pasti, apalagi dalam bentuk daun segar. Belum lagi ada resiko efek samping yang dapat terjadi akibat konsumsi daun ini.